Semua Bisa Bercerita

Ketika diminta bercerita, banyak guru yang panik atau grogi duluan. Bercerita diibaratkan seperti tampil di atas sebuah panggung teater dihadapan ratusan pasang mata. Apa benar begitu??



Seharusnya sih, tidak. Bercerita tidak seharusnya menimbulkan stres, malah bisa jadi obat stress juga merangsang berbagai macam aspek perkembangan anak dan juga mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Selain itu, tentu saja dongeng/ cerita menjadi hiburan yang amat berguna. Hampir tidak ada anak-anak yang tidak suka membaca atau mendengar cerita.Lewat cerita,nilai-nilai diturunkan,Pembentukan watak pun dimungkinkan


Nah, kapan mendongeng mulai diterapkan? Kak Seto, seorang pakar tumbuh kembang anak menyarankan sebaiknya sejak bayi masih dalam kandungan. Karena berdasarkan penelitian, bayi sudah dapat mendengar sejak tinggal di rahim ibunya


Bagaimana kita, para guru? Apakah kita sudah bercerita dengan baik untuk anak didik kita ?

ketika masih di taman bocah

Ada beberapa persiapan agar cara bercerita berjalan menyenangkan dan efektif :


• Pilih cerita yang baik, misalnya bertema kelembutan, kedamaian, semangat yang tinggi, memuat nilai-nilai, serta mengundang inspirasi dan imajinasi. ( bukan cerita yang menimbulkan sifat iri hati, serakah seperti kancil nyolong mentimun )


• Sesuaikan pilihan cerita dengan umur anak. Cerita yang banyak gambar dengan kata-kata pendek dan berulang-ulang, cocok untuk anak usia balita. Anak usia 6 - 9 tahun, bisa dibacakan cerita yang agak panjang dengan 2 sampai 4 tokoh. Cerita yang panjang dengan tokoh yang lebih banyak lagi, bisa diberikan kepada anak usia 10 tahun ke atas. Pada usia ini, anak-anak sudah bisa membaca buku sendiri.


• Hafalkan garis besar ceritanya. Hayatilah pesan utamanya, serta jangan lupa, membayangkan kapan harus melakukan improvisasi.


• Cobalah berlatih sendiri dengan berceritakan kembali cerita tersebut di depan cermin.


• Siapkan juga alat bantu bila memang di perlukan. Misalnya, boneka, topeng, atau kertas.


• Latihan vocal, gerak, dan mimik muka.


• Kondisikan anak terlebih dahulu,agar mereka mengikuti dengan sadar dan senang,saat cerita atau cerita dibacakan


• Hindari suasana formal, Perhatikan jumlah pesertanya, bila terlalu banyak akan sulit mengendalikan mereka


• Pilih tempat yang nyaman, terbuka dan luas. Karena akan membantu terciptanya rasa tenang pada anak-anak


• Ciptakan suasana hening dan tenang menjelang dan selama membaca atau mendengar cerita


• Gunakan vokal yang baik. Perhatikan intonasi suara: Kapan harus tinggi , rendah, kecil, besar, berat, cepat, lambat, manja dan seterusnya.


• Lakukan kontak mata,beri perhatian,cinta,dan elus anak selama bercerita, Usahakan pkitangan mata kita tertuju pada semua peserta (anak-anak) tidak hanya satu arah.


• Gunakan kata-kata yang mudah dicerna dan sering dipakai dalam kesehariannya. Kalau ada kata-kata baru, berikan penjelasan.


• Kita harus peka terhadap situasi dan kondisi anak-anak. Apakah anak-anak merasa letih, lapar, dan kepanasan ? Jika keadaannya seperti itu, bercerita jangan diteruskan.


• Konsentrasi dan tenang sangat diperlukan oleh seorang pencerita. Ketenangan membuat Kita disiplin berfikir. Hal itu, melatih kita tidak ngelantur kemana-mana.


• Libatkan perasaan kita saat bercerita. Tampakkan ekspresi wajah kita sesuai cerita : marah, menangis, tertawa, kecewa, dan kaget.


• Minta si Anak berpendapat tentang isi cerita, bantulah mereka memahami isi cerita dengan tepat, dan ajaklah mereka menggali argumen-argumen atas komentar-komentar mereka


• Ajak anak terlibat dalam cerita. Dia bisa membantu memilih buku yang diceritakan, juga berhak menambahkan tokoh atau membelokkan alur agar cerita jadi lebih seru dan menarik baginya. Atau agar lebih seru lagi, beri kesempatan pada anak untuk bercerita kepada Kita.


• Usai membacakan cerita, mintalah si anak memvisualisasikan (melukis misalnya) salah satu atau lebih adegan,situasi,tokoh yang ada dalam cerita


• Jauhkan komentar berdasar mitos yang tidak jelas dasar rujukan atau argumennya


• Usahakan ada satu klimaks dalam sebuah cerita.


• Putarlah kaset atau CD musik klasik ketika hendak mengakhiri cerita


• Libatkan rasa humor, tetapi bukan ngebadut.


• Dan yang paling penting adalah, Kita harus mempunyai keyakinan yang tinggi pada diri sendiri.


InsyaAllah Simple kan?? Semoga kita dapat memberikan cerita yang baik dan bermutu bagi anak didik kita, masa depan Indonesia

************************ SEMANGAT *************************


Referensi : Dari berbagai sumber di Internet

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

MONOKROM said...

Tips yang bermanfaat, sepertinya saya pernah baca artikel yang berisi tips serupa.

Post a Comment

 
Blog Design by Ammupappa